Rabu, 25 Agustus 2010

GANGGUAN KEPRIBADIAN (psikopat, schizoid, schizophrenia, paranoid, manis depresif, obsesif kompulsif, dan sebagainya)


  
Gangguan Kepribadian (personality disorder) adalah pola perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kelakuan tersebuut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal, sehingga pola tersebut pada akhirnya bersifat self-defeating.

Tipe Gangguan Kepribadian
a.    Gangguan kepribadian yang ditandai  oleh perilaku aneh atau eksentrik
·        Gangguan kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh kecurigaan akan motif orang lain, namun belum sampai pada titik delusi.
·        Gangguan kepribadian Skizoid adalah menjaga jarak sosial dan emosi dangkal atau tumpul
·        Gangguan kepribadian skizotipal adalah kesulitan yang secara terus menerus dalam membentuk hubungan sosial yang erat dan keyakinan serta perilaku yang ganjil atau aneh tanpa cirri psikotik yang jelas.
·        Gangguan kepribadian antisocial adalah perilaku antisocial yang kronis, perlakuan yang kejam pada orang lain, tingkah laku tidak bertanggung jawab, dan kurng penyesalan ats kesalahan yang dibuat

b.      Gangguan kepribadian yang ditandai oleh perilaku dramatis, emosional, atau eratik
  • Gangguan kepribadian ambang adalah mood yang kacau dan hubungan yang berantakan dengan orang lain, self image yang tidak stabil, dan kurangnya control impuls.
  • Gangguan kepribadian histrionic adalah perilaku dramatis dan emosional yang berlebihan , tuntutan untuk menjadi pusat perhatian,kebutuhan yang berlebihan untuk terus menerus mendapatkan perhatian, pujian dan persetujuan
  • Gangguan kepribadian narsistik adalah sense of self yang berlebihan (gradiosa), kebutuhan ekstrem untuk pemujaan

c.       Gangguan kepribadian yang ditandai oleh perilaku cemas dan ketakutan
  • Gangguan kepribadian menghindar adalah pola menghindari hubungan sosial yang kronis karena takut akan penolakan
  • Gangguan kepribadian dependen adalah ketergantungan yang berlebihan pada orang lain dan kesulitan untuk membuat keputusan yang mandiri
  • Gangguan kepribadian obsesif – kompulsif adalah kebutuhan yang berlebihan akan keteraturan dan kesempurnaan, perhatian yang berlebihan, cara yang kaku dalam berhubungan dengan orang lain.

Perspektif Teoritis
a.       Perspektif psikodinamika
·        Bagi kohut, kegagalan untuk merubah narsisme pada masa kanak-kanak dengan penilaian yang lebih realistis tentang self dan oral mendasari perkembangan kepribadian narsistik.
·        Bagi kenberg, kegagalan di masa kanak-kanak untuk membangun sense of self yang kohesif mengacu pada kepribadian ambang
·        Bagi mahler, kegagalan menguasi tantangan perkembangan dari pemisahan – individu di awal kehidupan mendasari terjadinya kepribadian ambang
b.    Perspektif belajar
  • Cirri perilaku gangguan kepribadian berhubunngan dengan pengalaman belajar di masa kanak-kanak termasuk belajar observasional dari perilaku menyimpang atau agresif.
  • Kurangnya kesempataan pada masa kanak-kanak untuk mempelajari perilaku eksploratif atau mandiri menuntut pada trait kepribadian dependen
  • Disiplin dan control orang tua yang berlebihan menuntun pada trait kepribadian obsesif kompulsif.
  • Perhatian dan reinforcement yang tidak konsisten untuk perilaku mendapatkan perhatian dapat menghasilkan trait kepribadian histrionic
  • Kurangnya reinforcer yang dapat diramalkan dan konsisten untuk perilaku yang diterima secara sosial mengacu pada trait kepribadian antisocial
c.    Perspektif keluarga
  • Untuk gangguan kepribadian anti sosial penolakan atau pengabaian orang tua mengacu pada kegagalan untuk mengembangkan empati.
  • Over proteksi dan otoritanisme orang tua menuntun pada trait kepribadian ambang
d.   Perspektif sosiokultural
  • Ketidakberuntungan sosial ekonomi dan pemaparan terhadap model yang menyimpang menuntun pada kegagalan untuk mengembangkan perilaku yang beradab
  • Penganiayaan fisik atau seksual dapat mendasari perkembangan trait kepribadian ambang
e.    Perspektif biologis
  • Kemungkinan adanya pengaruh genetic terhadap trait kepribadian yang mendasari gangguan kepribadian
  • Kemungkinan adanya komponen keturunan pada gangguan kepribadian antisocial
  • Untuk kepribadian antisocial, mungkin terdapat kurangnya respon enosional dalam situasi yang mengancam.
  • Untuk gangguan kepribadian sosial, mungkin perlu tingkat stimulasi yang lebih tinggi untuk menjaga tingkat keterangsangan yang optimum
  • Untuk kepribadian antisocial, mengurangi aktifitas dalam pusat otak mengendalikan tingkah laku impulsive

DIAGNOSIS
DSM mengelompokkan gangguan kepribadian sebagai aksis II dan membagi gangguan kepribadian ini menjadi 3 kelompok:
Kelompok A   : Orang yang dianggap aneh atau eksentrik. Kelompok ini mencakup gangguan paranoid, schizoid, dan skizotipal.
Kelompok B    : orang yang dengan perilaku terlalu dramatis, emosional atau eratik (tidak menentu). Kelompok ini terdiri dari gangguan kepribadian antisocial, ambang, histrionic narsistik.
Kelompok C    : orang yang sering kali tampak cemas dan ketakutan. Kelompok ini  mencakup gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif kompulsif
Gejala Umum
Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada. Secara umum gangguan ini klasifikasikan berdasarkan;
a.       Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih;
·        cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain dan waktu
·        afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan cakupan)
·        fungsi-fungsi interpersonal
·        dan kontrol terhadap impuls
b.      Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan berpengaruh pada situasi sosial.
c.       Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.
d.      Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa
e.       Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
Cirri-Ciri Diagnostic Dari Kepribadian Paranoid
·        Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasive terhadap orang lain
·        Curiga bahwa orang lain sedang mengeksploitasi, mencalakai dan menipunya
·        Preokupasi dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitasteman atau teman-teman sejawatnya
·        Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis seseorang
·        Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera dan kebohongan yang pernah diterimanya
·        Mempersepsi adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya bagi orang lain  sama sekali tidak ada
·        Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra seksualnya telah berselingkuh
·        Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia, gangguan suasana perasaan dengan fitur –fitur psikotik, atau gangguan psikotik lainnya.
Cirri-Ciri Diagnostic Gangguan Kepribadian Schizoid
·        Menggambarkan orang yang memiliki sedikit minat, bila ada, dalam hubungan sosial, menunjukkai dan ekspresi emosi yang terbatas, serta tampak jauh dan menjaga jarak
·        Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi terbatas, yang dimulai pada masa dewasa awal
·        Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat
·        Hamper selalu memilih aktivitas-aktivitas soliter
·        Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga batihnya
·        Tampak tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain
·        Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
·        Tidak muncul secara eksklusif dengan skizhofrenia atau gangguan-gangguan lainnya
Ciri-Ciri Diagnostis Dari Kepribadian Anti Sosial
a.       Paling tidak berusia 18 tahun
b.      Ada bukti gangguan perilaku sebelum usia 18 tahun, ditujukan dengan pola prilaku seperti: sering berbohong, sering membolos, sering mencuri, sering memulai perkelahian, sering merusak barang milik orang lain, sering lari dari rumah (minggat, jw.) dan bermalam di luar rumah, misalnya di rumah teman, tetangga, dll.
c.       Sejak usia 15 tahun menunjukkan kepedulian yang kurang dan pelanggaran terhaap hak milik orang lain, yang ditunjukkan oleh beberapa perilaku sebagai berikut:
1.           Kurang patuh terhadap norma sosial dan peraturan hokum, ditujukan dengan perilaku melanggar hokum yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan penahanan, seperti merusak bangunan, terlibat dalam pekerjaan yang bertentangan dengan hokum, mencuri atau menganiaya orang 
2.           Agresif dan sangat mudah tersinggung saat berhubungan dengan orang lain, ditunjukkan dengan terlibat dalam perkelahian fisik dan menyerang orang lain secara berulang, mungkin termasuk penganiayaan terhaap pasangan dan anak-anak.
3.           Secara konsisten tidak bertanggung jawab, ditunjukkan dengan kegagalan mempertahankan pekerjaan karena ketidak hadiran berungkali, keterlambatan, mengabaikan kesempatan kerja, memperpanjang periode menganggur meski ada kesempatan kerja, dan/atau kurang dapat bertahan dalam hubungan monogamy.
4.           Gagal membuat pernyataan masa depan atau impulsivitas, seperti ditunjukkan oleh perilaku berjalan-jalan tanpa pekerjaan atau tujuan yang jelas
5.           Tidak menghormati kebenaran, ditunjukkan oleh perilaku berulang kali berbohong, memperdaya, menggunakan orang lain untuk tujuan pribadi atau kesenangan
6.           Tidak menghargai kselamatan diri sendiri atau orang lain, ditunjukkan dengan berkendara saat mabuk atau berulangkali mengebut
7.           Kurangnya penyesalam atas kesalahan yang dibuat, ditunjukkan dengan ketidakpedulian atas kesulitan yang ditimbulan pada orang lain, dan/ atau membuat alas an untuk kesulitan tersebut
Cirri Diagnostic Gangguan Kepribadian obsesif kompulsif
·         Memiliki trait yang beragam seperti keteraturan, kesempurnaan, kekakuan, dan perhatian yang berlebihan pada detail, namun tanpa obsesi yang jelas dan kompulsi yang jelas seperti pada gangguan (kecerdasan) obsesi kompulsif
·         Pola pervasive dari preokupasi dengan keteraturan, perfeksionisme, dan control mental dan interpersonal dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi, yang berawal pada masa dewasa awal
·         Terpreokupasi dengan detail, peraturan, aturan, daftar organisasi, atau jadwal sampai ke tingkat kehilangan poin pokok aktivitasnya
·         Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas
·         Menyerahkan diri pada pekerjaan atau produksivitas sampai ke tingkat eksesif sehingga melupakan kegiatan hiburan dan pertemanan
·         Terlalu teliti, cermat, dan tidak fleksibel tentang maslah-masalah yang terkait dengan moralitas, etika atau nilai-nilai
·         Tidak mempu mengabaikan benda-bena yang tidak penting meskipun benda-benda tersebut tidak memiliki nilai sentimental
·         Tidak mau mendelegasikan tugas atau bekerja bersama orang lain kecuali jika mereka mau mengikuti cara kerjanya
·         Mengadopsi sikap kikir baik tidak memilikisimpanan bila terjadi bencana di masa mendatang
·         Rigid dan keras kepala

Pendekatan Penanganan
a.       Terapi obat
  • Obat antidepresan atau anti kecemasan dapat digunakan untuk mengendalikan simtom namun tidak dapat merubah pola perilaku yang mendasarinya
b.      Terapi kognitif behavioral
  • Bentuk terapi dalam CBT melibatkan pelatihan ulang terhadap pemikiran dan cara pandang terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul, termasuk di dalamanya kontrol terhadap muatan-muatan emosi dan perilaku.
  • Untuk mendorong tingkah laku yang lebih adaptif untuk mengembangkan keterampilan sosial yang lebih efektif, dan untuk menggantikan cara berpikir yang salah dengan alternative rasional
c.       Terapi psikodinamika
  • Untuk membantu seseorang memahami akar masa kanak-kanak dari masalah mereka dan belajar cara yang lebih efektif dalam berhubungan dengan orang lain
d.      Dialectical behavior therapy
  • Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian ambang.

Faktor Pendukung
Kepribadian paranoid
  • Asuhan yang salah dari orang tua, yaitu ketika orang tua mungkin mengajari untuk sangat berhati-hati jangan sampai melakukan kesalahan dan memberikan kesan yang berbeda disbanding dengan orang lain
  • Factor kognitif dan cultural yang berbeda
Kepribadian schizoid
  • Adanya sikap pemalu pada masa kanak-kanak
  • Adanya pewarisan gen dalam kepribadian ini
  • Kemungkinan disfungsi biologis  yang serupa berkombinasi dengan proses belajar pada masa kanak-kanak untuk menghasilkan deficit sosial yang menentukan timbulnya gangguan ini.
Kepribadian obsesif kompulsif
  • Adanya reinforcement orang tua dalam hal konformitas dan kerapihan

Faktor Penghambat
  • Pembelajaran keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan orang lain
  • Pembelajaran berinteraksi dengan orang lain sejak masa kanak-kanak
  • Pembelajaran tentang emosi-emosi yang dirasakan oleh orang lain untuk belajar empati


SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah gangguan psikotik kronis yang ditandai oleh episode  akut yang mencakup kondisi terputus dengan realitas, yang ditampilkan dalam cirri-ciri seperti waham , halusinasi, pikiran tidak logis, pembicaraan yang tidak koheren, dan perilaku yang aneh. Deficit residual dalam area kognitif, emosional, dan sosial dari fungsi-fungsi yang ada sebelum episode akut.
Menurut Bleuler skizofrenia dapat dikenali melalui empat cirri atau simtomprimer yang saat ini kita menyebutnya dengn empat A (four A’s)
  1. Asosiasi (Association ) –hubungan antara pikiran-pikiran- menjadi terganggu. Sekarang kita menyebut jenis gangguan seperti ini sebagai “gangguan pikiran” atau asosiasi longgar. Assosiasi longgar berarti ide saling terangakai dengan sedikit atau tanpa hubungan antara hal tersebut dan tampaknya pembicara tidak menyadari ketiadaan hubungan tersebut. Pembicaraan tersebut bagi orang lain tempak seperti melantur atau membingungkan
  2. Afek. Afek (affect), atau respon eosional, menjadi datar atau tidak sesuai. Individu mungkin menunjukkan hilangnya respon terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan, tau tertawa terbahak-bahak setelah mendengar anggota keluarga tau teman yang meninggal dunia.
  3. Ambivalensi (ambivalence). Orang yang menderita skizofren memiliki perasaan ambivalensi atau konflik terhadap orang lain, misalnya mencintai dan membenci mereka pada saat yang sama
  4. Autisme (autism) adalah istilah adlah peristiwa yang menjelaskan penarikan diri ke dunia fantasi pribadi yang tidak terikat oleh prinsip-prinsip logika.
Sub Tipe Utama Skizofrenia
a.       Tipe tidak terorganisasi
  • Kebingungan dan perilaku yang aneh, pembicaraan tidak koheren, halusinasi yang nyata, afek datar atau tidak sesuai, dan waham yang tidak terorganisasi
b.      Tipe katatonik
·         Gangguan yang nyata dalak aktivitas motorik di mana perilaku mungkin melambat menjadi stupor namun tiba-tiba berubah menjadi keadaan yang sangat teragitasi
·         Mereka mampu mempertahankan posisi yang tidak biasa selama berjam-jam misalnya berdiri mematung meskipun tungkai mereka menjadi bengkak.
c.       Tipe paranoid
·         Waham (biasnya bertema kebesaran, persenusi, atau kecemburuan) dan seringkali halusinasi auditoris.



Factor-Faktor Penyebab
a.  Factor biologis
  • Bukti kuat tentang kontribusi genetic utama.
  • Ketidakteraturan dalam system neurontransmitter di otak, terutama pada jalur di otak yang mengatur neurontransmitter dopamain
  • Ketidaknormalan otak yang mendasari banyak kasus, seperti kerusakan structural atau deteriorasi gangguan otak atau pada jalur di otak pada bagian otak yang mengatur fungsi kognitif dan emosional
  • Kemungkinan adanya peran infeksi virus yang mempengaruhi perkembangan otak yang terjadi pada masa prenatal atau selama masa awal kehidupan
b. Perspektif psikodinamik
  • Menurut pandangan ini, skizofrenia menceerminkan ego yang yang dibanjirinya oleh dorongan-dorongan seksual primitive atau agresif atau impuls-impuls yang berasal dari id. Impuls-impuls tersebut mengancam ego dan berkembang menjadi konflik intrapsikis yang kuat.
  • Adanya hubungan intrapersonal yang tidak baik antara ibu dn anak. Pada masa kanak-kanak interaksi yang penuh kecemasan dan permusuhan antara anak dan orang tua membawa anak untuk mencari perlindungan pada dunia fantasi yang bersifat pribadi.
c.   Perspektif belajar
  • Adanya reinforcement positif atas tindakan yang dilakukannya.
d.      Factor psikososial
  • Pengalaman yang penuh stress dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan skizofrenia pada indivisu yang memiliki kerentanan secara genetic.

Factor-Faktor Pendukung
  • Tidak adanya komunikasi dalam keluarga dan lingkungan keluarga yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kecemasan mampu meningkatkan stress pada penderita skizofrenia
  • Adanya factor genetic yang berperan besar mengakibatkan seseorang mengalami skozofrenia.
  • Adanya modeling dan reinforcement positif terhadap perilaku skizofrenia
Factor-Faktor Penghambat
  • Lingkungan aman dan terkondisi dengan baik serta adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan komunitas mampu mengurangi stress pada penderita skizofrenia
  • Mengidentifikasi dan menangani anak-anak yang mungkin berisiko untuk mengalami di masa dewasanya kelak dilihat dari factor genetika
  • Pemberian vaksinasi berbagai macam virus untuk perempuan dengan perbaikan nutrisi dan perawatan prenatal .

Pendekatan Penanganan
a.       Perawatan biomedis
  • Obat-obatan antipsikotik digunakan untuk mengendalikan simtom-simtom psikotik
b.      Penanganan psikososial
  • Pendekatan berdasarkan psrinsip belajar, seperti system token ekonomi dan pelatihan keterampilan sosial, dapat membantu pasien skizofrenia mengembangkan perilaku yang lebih adaptiif.
c.       Rehabilitasi psikososial
  • Kelompok-kelompok self help dan program tempat tinggal yag terstruktr dapat membantu pasien skizofrenia menyesuaikan diri dengan kehidupan komunitas
d.      Program intervensi keluarga
  • Intervensi keluarga digunakan untuk meningkatkan komunikasi dalam keluarga dan menguragi tingkat konflik dan stress keluarga.

DIAGNOSIS
Cirri-ciri klinis utama gangguan skizhoprenia
A.    dua atau lebih dari hal-hal berikut harus muncul dalam porsi yang signifikan selama munculnya penyakit dalam waktu satu bulan:
1.              waham/delusi
2.              halusinasi
3.              pembicaraan yang tidak koheren atau ditandai dengan asosiasi longgar
4.              perilaku tidak terorganisasi atau katatotik
5.              cirri-ciri negative (misalnya afek datar)
B.     fungsi pada bidang-bidang seperti hubungan sosial, pekerjaan atau perawatan diri selama perjalanan penyakit secara nyata berada di bawah tingkatan yang dapat dicapai sebelum munculnya gangguan. Apabila gangguan muncul pada masa kanak-kanak atau remaja, terdapat suatu kegagalan untuk mencapai tingkat perkembangan sosial yang diharapkan
C.     tanda-tanda gangguan terjadi secara terus menerus selama masa tidaknya 6 bulan. Masa 6 bulan ini harus mencakup fase aktif yang berlangsung setidaknya 1 bulan di mana terjadi simtom psikotik (terdapat pada A), yang merupakan karakteristik skizofrenia
D.    gangguan tidak dapat diatribusikan sebagai dampak zat-zat tertentu (misalnya, penyalahgunaan zat atau pengobatan yang diresepkan)atau pada pada kondisi medis umum.

PSIKOPAT

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut "orang gila tanpa gangguan mental". Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan
Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu menjadi jelek.
Dalam buku The Mask of Sanity, Dr. Hervey Cleckley menggambarkan psikopat sebagai pribadi yang likeable, charming, intelek, perhatian, impresif, punya pede tinggi, dan pintar merayu (karena itu mereka mudah "menipu" perempuan). Umumnya, mereka juga cerdas secara akademik.
Hare mengungkapkan empat ciri karakter psikopat, yakni antisosial (antisocial), pribadi yang sulit diduga (borderlne), pandai bersandiwara (histrionic) dan luar biasa egois (narcisstic).

Ciri-ciri psikopat
·         Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
·         Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
·         Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
·         Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
·         Sikap antisosial di usia dewasa.
·         Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
·         Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
·         Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
·         Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
·         Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
·         Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.

Lima tahap mendiagnosis psikopat
1.    Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokkan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan korban, atau pengamatan prilaku pasien dari waktu ke waktu.
2.    Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian 
3.    Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.
4.    Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
5.    Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.
6.    MPL (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah metode yag selama ini digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan jiwa secara umum, termasuk psikopat. Namun MMPLmasih mempunyai kelemahan. Tidak sulit bagi seorang psikopat yang cerdas untuk merekayasa laporan dan berbohong. Akhirnya dikembangkan Psychopathy Checklist (PCL) dan versi revisinya Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R), untuk penilaian secara valid dan benar tentang psikopat. PCL-R merupakan metode yang sudah dilengkapi dasar-dasar interview semi-struktural dengan seseorang yang dicurigai sebagai psikopat, bersama-sama diolah dengan berbagai informasi tentang orang tersebut. Penilaian ditentukan dengan skala, mulai dari 0 artinya tidak ada insikasi psikopat hingga 2 yang artinya seseorang positif memiliki karakter psikopat. Total skor adalah 40, dan seseorang didiagnosa psikopat jika dia memiliki skor antara 30 hingga 40. Pada beberapa kasus, skor 25 juga sudah dikategorikan psikopat.

Faktor penyebab
·         Berbagai teori dikemukakan oleh para peneliti untuk menjelaskan kemungkinan penyebab kepribadian psikopat di antaranya:
·         teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian posterior hippocampal dan peningkatan intensitas otak bagian callosal white matter. Gangguan metabolisme serotonin,
·         Gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut menciptakan karakter monster seorang psikopat.

Faktor pendukung
·         Faktor lingkungan fisik dan sosial yang berisiko mengembangkan seorang psikopat menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran anak, perceraian orangtua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial. Lingkungan yang berisiko lainnya adalah hidup di tengah masyarakat yang dekat dengan perbuatan kriminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan, dan lain sebagainya.
·         Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap tindak kriminal yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan

Faktor penghambat
·         Pendeteksian sejak kanak-kanak melalui berbagai perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak-anak ternyata merupakan warisan genetik.
·         Ditunjang kehidupan keluarga yang baik dan harmonis maka idealnya seorang psikopat tidak akan berubah menjadi pelaku kriminal.

Pendekatan Penanganan
Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru dalam tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungkin adalan non obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal.

MANIK DEPRESIF

Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik". Fase peningkatan ini disebut mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat. Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat terjaga selama berhari-hri tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kehabisan energi. Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi
"Mania sering kali mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan," kata laporan yang dibuat oleh Institut Kesehatan Mental Nasional AS. Berapa fase mania ini berlangsung? kadang-kadang hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh pasangannya, depresi.
Anak secara normal mengalami perubahan suasana hati yang cukup sering, berawal dari bahagia dan aktif sampai murung dan menarik diri. Perubahan ini jarang mengindikasi penyakit mental jenis apapun. Penyakit manic depressive (juga disebut gangguan bipolar) adalah jauh lebih berat dibandingkan perubahan suasana hati yang normal dan jarang terjadi pada anak-anak, tetapi lebih sering terjadi dibandingkan apa yang diperkirakan sebelumnya. Lebih sering terjadi, yang bermula pada masa remaja atau awal masa dewasa.
Yang paling beresiko mengalami gangguan bipolar adalah orang-orang yang anggota keluarganya mengidap penyakit itu. Kabar baiknya adalah bahwa ada harapan bagi para penderita. "Jika didiagnosis lebih awal, dan ditangani sepatutnya," kata buku The Bipolar Child,"anak-anak itu serta keluarga mereka dapat menjalani kehidupan yang jauh lebih setabil."Penting untuk diperhatikan bahwa satu gejala saja tidak memperlihatkan adanya depresi atau gangguan bipolar. Seringkali diagnosis didapat dari serentetan gejala yang terlihat selama suatu jangka waktu

Simptom pada saat DEPRESIF :
1.      Si penderita jadi melankolis,depresif sangat sedih, banyak menangis, dihinggapi ketakutan dan kegeliasahan.
2.      Perasaanya : tidak pernah merasa puas . merasa tidak berguna dan disia-siakan hidupnya, merasa sebatang kara di dunia. Jadi pasif, acuh tak acuh dan apathies.
3.      Dihinggapi halusinansi-halusinansi dan delusi-delusi yang menakutkan atau yang menimbulkan kepedihan hati,. Adanya penyesalan atas kesalahan atau dosa di masa lampau.
4.      Merasa jemu hidup dan putus asa : ingin mati dan melakukan usaha-usaha untuk bunuh diri. Kadang- kadang dibarengi dengan gejala stupor -komplit atau dihinggapi catalepsy ( seluruh badan jadi kaku dsn tidak bias digerakkan atau dibengkokan).Diam saja dalam waktu yang lama , tidak mau bicara serta menolak untuk makan dan minum. Ia menarik diri secara total dari rangsangan-rangsangan sosial.
5.      Kesadaranya jadi kabur, biasanya disertai retardasi motorik dan retradasi mental yang mungkin memburuk.

Tingkat atau derajat DEPRESIF
Ciri-ciri umum dari depresi atau melancholia ialah : retardasi motorik dan mental,kemurungan, tidak ada aktivitas sama sekali. Diikuti delusi-delusi hypochondria. Sedang tingkat-tingkat depresi dan cirri-cirinya ialah sebagai berikut.
A . Retardasi / biasa :
·         Ada perasaan murung dan putus asa
·         Hilang ambisinya, retardasi mental dan respon-respon motoriknya
·         Orientasi dan ingatannya belum banyak terganggu.
B . Acute Melancholia
·         Hilang aktivitasnya, mengasingkan diri secara total.
·         Dalam status hypochondria, dipenuhi delusi-delusi menyalahkan diri sendiri. Ada rasa berdosa,pikiran-pikiran yang tidak riil,delusi-delusi mersa hina sengsara dan miskin sekali.
C . Depressive Stupor :
·         Sama sekali jadi membeku diam mematung , menolak untuk berbicara,makan,atau bergerak.mengasingkan diri secara total dari lingkunagannya.
·         Kesadaranya kabur karena banyak dihinggapi delusi-delusi yang campur aduk. Banyak penderita psikhosa ini selalu bergerak dari status depresi/melankholis beralih pada status mania (exited)


Simptom-simptom pada saat manis/manik (gembira,exited)
·         Penderitanya jadi sangat aktif, amat ribut dan lari kesana-kemari. Gerakkannya banyak sekali. Banyak berbicara dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan kata-kata atau bahasa yang kotor-kotor. Biasanya pasien amat gelisah.
·         Sangat tidak sabaran dan tidak toleran. Menjadi irritable dan gelisah.
·         Kesadaranya kabur, idenya campur aduk dan khaotis. Dan tidak lagi mengenal larangan dan pantangan-pantangan (inhibition).
·         Ada disorientasi total terhadap ruang,tempat,dan waktu.
·         Emosinya pendek-pendek dan meledak-ledak. Dalam keadaan exited ini pasien sering melakukan kekerasan , membanting-banting dan merusak segala sesuatu yang dapat dijangkaunya. Jadi ribut dan kegila-gilaan.
·         Dikejar-kejar oleh ilusi-ilusi serta halusinasi-halusinasi visual dan aural 55;)juga delusi-delusi person. 55)aural = yang berhubungan dengan penderangan atau telinga.
·         Pada stadium berat, jika pasien mengalami saat manis dia bias melakukan serangan-serangan ,kekerasan dan usaha-usaha untuk membunuh atau bunuh diri.

Tingkat-tingkatan/ derajat manis/manic
a. Tingkat Hypomania ( hypo = kurang; mania = kegilaan)
·         Kegelisahan yang berlebihan ,aktif sekali tidak mengenal jemu.
·         Bicaranya cepat, gembira dan penuh gairah.
Sangat irritable,tidak toleran dan tidak sabaran.
b. Tingkat Mania Acute :
·         Pikiran dan ide-idenya begitu cepat bergerak atau berganti-ganti,hingga bicaranya tidak jelas dan ketinggalan.
·         Hilang kemampua beroriantasi, dan kesadaranya jadi kabur,sering mengalami euphoria.
c.         Mania Hyperacute :
·         Ada dorongan melakukan kekerasan,suka berkelahi, bersifat destruktif dengan kecapaian yang luar biasa.
·         Disorientasi total terhadap waktu,tempat,dan orang.
·         Diikuti delirium,halusinasi ; dan hilang insight-nya.

PENYEBAB
a.         Sebab organic :
·         Gangguan glanduler pada kelenjar-kelenjar thyroid,gonadal,parathyroid.
·         Infeksi-infeksi,trauma atau luka-luka dan keracunan.
·         Type-type jasmani yang picnics, mempunyai kecenderungan mendapat gangguan penyakit ini.
b.        Sebab sebab herediter :
·         Banyak pasien yang mempunyai sanak keluarga yangsakit jiwanya atau mempunyai gangguan mental yang serius.
c.         Sebab sebab herediter
·         Ada mania mania kompensasi untuk meredusi meredusi pikiran pikiran dan idea idea yang tidak menyenangkan, yang dijadikan cara untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan kekecewaan hidup dalam bentuk aktifitas-akyivitas yang ekstrim. Sedang unsur depresinya merupakan reaksi untuk melupakan kegagalan-kegagalannya. Pada umumnya ada rasa-rasa penyesalan. Ada usaha untuk melarikan diri dari kenyataan hidup. Dan muncul lah rasa rasa putus asa.
·         Type-type kepribadian cyclothim atau ekstrovet mempunyai kolerasi dengan gangguan mainis depresif ini.
·         Tidak ada control emosi. Tidak ada integrasi antara rasa-rasa penurut tunduk-patuh dengan tendes-tendes harga diri yang ekstrim.



Diagnosis
Banyak anak dengan penyakit manik depresif memperlihatkan campuran mania-sebuah penyataan kegembiraan, eksitasi, berpikir cepat, sifat lekas marah, dan sombong (dimana anak tersebut merasa dia memiliki talenta besar atau telah membuat sebuah penemuan penting)-dan depresi. Mania dan depresi terjadi secara serempak atau dalam perubahan cepat. Selama peristiwa mania, tidur terganggu, anak tersebut bisa menjadi agresif, dan performa sekolah sering menurun. Anak dengan penyakit manic depressive tampak normal antara peristiwa, sebaliknya anak dengan hiperaktif, yang memiliki keadaan tetap pada aktivitas yang meningkat. Karena ADHD bisa menghasilkan beberapa gejala-gejala serupa, perbedaan diantara 2 keadaan tersebut adalah penting.
Phikhosa manis depresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosionil yang ekstrim, yaitu terus-menerus bergerak antara gembira-ria tertawa-tawa (elation) sampai dengan rasa depresif sedih putus asa. Penderitanya selalu dihinggapi ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Impulsnya kuat,tapi pendek dan tidak bias dikontrol atau dikendalikan. Misalnya kacau, ingatanya jadi makin mundur. Pasien jadi sangat egosentris, dan tingkah lakunya kekanak-kanakan.selalu merasa gelisah dan tidak pernah merasa puas.
Factor Penghambat
Adanya  usaha-usaha preventif; yaitu mengejar anak-anak dan orang muda untuk mengekspresikan emosinya dengan mekhanisme yang positif, dan menghindari penekanan-penekanan yang berlebih-lebihan terhadap luapan emosinya.

1 komentar: